Kata “Ganyang Malaysia” akhir akhir ini sering diungkapkan lagi, setelah peristiwa ditangkapnya petugas DKP oleh patroli Malaysia. Konfrontasi ini merupakan peninggalan sejarah sejak presiden Soekarno dengan PM Abdurrahman. Banyak kalangan menyatakan lambatnya Penguasa Indonesia bersikap dalam menyelesaikan perselisihan ini. Desakan kepada pemerintah untuk tindakan tegas bergulir dari mana mana. Namun sikap pemerintah lebih suka ambil jalan damai dan tidak mau ribut ribut dengan tetangga sendiri. Akhirnya demo dan aksi menentang sikap Malaysia terjadi dimana mana. Bagaimana di dalam negeri sendiri, ini perlu koreksi dan mawas diri mengapa sampai tetangga bisa mengobok obok kedaulatan. Banyak persoalan di dalam negeri baik rakyat maupun pemimpinnya saling curiga, saling olok, tawuran, serobot dan masih banyak lagi. Unggah ungguh dan tata krama sudah menipis, semangat nasionalisme dan kebhinekaan sudah luntur. Padahal negeri ini cukup makmur kandungan alamnya. Mulai sekarang harus ditata sistem di segala bidang, baik demokrasi seperti pilkada yang memboroskan, penegak hukum, birokrasi, pelayanan publik. Sudah 65 tahun merdeka dan banyak orang pinter pinter pasti dapat memperbaiki untuk menuju Indonesia yang kuat dan makin sejahtera.
Filed under: Serba Serbi |
Tinggalkan Balasan